MASALAH PENYEBARAN DATA



MASALAH PENYEBARAN DATA

A.           Pengertian Penyebaran Data
Yang dimaksud dengan penyebaran data adalah berbagai macam ukuran statistik yang dapat dipergunakan untuk menyetahui luas penyebaran data atau variasi data atau homoginitas data atau stabilitas data.
Kalau seluruh nilai suatu kelompok nilai sama antara satu dengan yang lainnya dikatakan kelompok nilai homogen (tidak bervariasi). Apabila berbeda antara yang satu dengan yang lainnya disebut dengan sangat heterogen (sangat bervariasi). Sedangkan keadaan kelompok antara yang homogen dengan yang sangat heterogen disebut dengan relatif  homogen (tidak begitu bervariasi).
Misalnya:
1.      60        60        60        60        60        = Meannya adalah 60
2.      60        50        40        70        80        = Meannya adalah 60
3.      100      50        90        40        20        = Meannya adalah 60
Kalau kita perhatikan ketiga kelompok nilai di atas, Meannya adalahsama yaitu sebesar 60. Walaupun Mean dari masing-masing kelompok sama akan tetapi:
1.             Kelompok 1 Meannya dapat mewakili kelompok data yang baik (sempurna) yang disebut homogen (tidak bervariasi).
2.             Kelompok 2 Meannya dapat mewakili kelompok cukup baik, yang disebut relatif homogen.
3.             Kelompok 3 Meannya tidak mewakili kelompok dengan baik yang disebut sangat heterogen.

A.           Macam-macam Penyebaran Data
Ada beberapa macam ukuran penyebaran data yaitu ; Nilai Jarak (Range), Rata-rata Simpangan (Mean Deviasi), Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Koefisien Variasi.
Namun dalam pembahasan tentang macam-macam ukuran penyebaran data tersebut, hanya Range dan Deviasi (Mean dan Standar Deviasi) yang dikemukakan :
1.      Range
Di antara ukuran penyebaran data yang paling sederhana adalah range yang bisa dilambangkan dengan huruf R. Range adalah salah satu ukuran statistik yang menunjukkan jarak penyebaran antara skor (nilai) yang terendah (NR) sampai dengan nilai tertinggi (NT). Adapun rumus Range adalah :
R = NT – NR
Dimana :
R                        = Range yang sedang kita cari
NT                     = Nilai Tertinggi
NR                     = Nilai Terendah

Cara mencari Range denga rumus di atas adalah sebagai berikut :
Misal ada 3 orang siswa yang mengikuti ujian lisan Bahasa Arab, Tauhid, Hadist, Tafsir dan Fiqh.
Tabel IV. 1. Perhitungan Hasil Ujian Lisan 5 Macam Mata Pelajaran untuk 3 orang Siswa
No.
Nama
Nilai yang dicapai
NT
NR
R
Jlh
Mean
B.Arab
Tauhid
Hadist
Tafsir
Fiqh
1
2
3
Andi
Anto
Ana
60
60
100
60
50
50
60
40
90
60
70
40
60
80
20
60
80
100
60
40
20
0
40
80
300
300
300
60
60
60

Keterangan:
-          Kolom 3 s.d 7 menunjukkan distribusi nilai ujian yang dicapai 3 orang
-          Kolom 8 menurut Nilai Tertingi (NT) masing-masing siswa
-          Kolom 9 menurut Nilai Terendah (NR) masing-masing siswa
-          Kolom 10 menunjukkan jumlah seluruh nilai
-          Kolom 11 adalah Mean yang dicapai masing-masing siswa

Kalau kita perhatikan penyebaran data di atas, ternyata Meannya semua sama yakni 60, meskipun Meannya sama akan tetapi penyebaran datanya tidak sama. Karena itu semakin kecil jarak penyebaran antara Nilai Tertinggi dengan Nilai Terendah, maka akan semakin homogen distribusi nilai tersebut. Dapat dikatakan Meannya dapat mewakili kelompok data yang baik. Sebaliknya semakin besar jarak penyebaran antara Nilai Tertinggi dengan Nilai Terendah, maka sangat heterogenlah distribusi nilai tersebut. Dengan demikian Meannya tidak dapat mewakili kelompok data dengan baik. Range jarang digunakan dalam analisis statistik.

2.             Deviasi
Yang dimaksud dengan adalah selisih atau simpangan dari masing-masing skor atau midpoint dari nilai Rata-rata Hitungnya. Jadi deviasi berarti selisih dari masing-masing skor atau midpoint dari Meannya.
Deviasi dilambangkan dengan huruf kecil dari lambang nilai atau kelas interval (midpoint). Misalnya kelas interval dilambangkan dengan X dan Y, maka deviasi dilambangkan dengan huruf  x dan y. Ada dua jenis deviasi yaitu deviasi yang berada lebih tinggi dari Mean dan bertanda plus (+) yang disebut dengan deviasi positif dan deviasi yang berada lebih rendah dari Mean dan bertanda minus (-) yang disebut dengan deviasi negatif. Jika dijumlahkan antara deviasi positif dan deviasi negatif hasilnya adalah 0 (nol).
Misalnya:
Tabel IV.2. Perhitungan Deviasi
Nilai
(X)
Frekuensi
(f)
Deviasi
x = X - M
9
8
7
6
5
1
1
1
1
1
+2
+1
0
-1
-2
X = 35
N = 5
x = 0

Untuk mencari masing-masing deviasi ada beberapa tahapan yang harus ditempuh:
a.       Menghitung Meannya dengan rumus :

M = 

Yakni :
M =  
     = 7
b.      Menetapkan masing-masing deviasi dengan rumus :
x = X – M
misal X = 9              X = 5   dan      M = 7
Jadi :
x = 9 – 7 = +2
x = 5 – 7 = -2

Dengan demikian +1, +2 disebut dengan deviasi positif (+), sedang -1,-2 disebut dengan deviasi negatif (-).

3.      Mean Deviasi
Yang dimaksud dengan Mean Deviasi adalah jumlah harga mutlak deviasi dari tiap skor atau interval dibagi dengan jumlah frekuensi. Dalam menjumlahkan deviasi ini tanda aljabar (bertanda plus dan minus) diabaikan. Dengan demikian yang dijumlahkan hanya harga mutlak deviasi itu saja.
Oleh karena dalam perhitungan Mean Devisi itu, mengabaikan tanda aljabar (yang bertanda plus dan minus), sehingga semuanya bertanda plus (harga mutlak). Maka Mean Deviasi kurang populer digunakan dan jarang sekali digunakan dalam analisis data statistik.
Ada beberapa rumus yang digunakan untuk menghitung Mean Deviasi yaitu :
a.              Rumus Mean Deviasi untuk data tunggal yang seluruh angkanya berfrekuensi satu yaitu :
M =
Misal ada 2 orang siswa bernama Andini (X) dan nilainya sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
Tabel IV.3 Nilai Hasil Ujian 5 Mata Pelajaran yang dicapai oleh Andini (X)
Nilai
(X)
Frekuensi
(f)
Deviasi
x = X - M
80
70
60
50
40
1
1
1
1
1
+20
+10
0
-10
-20
X = 300
N = 5
x = 60

Untuk menyelesaikan rumus Mean Deviasi terlebih dahulu dilakukan :
1)             Menghitung Mean dengan rumus :
M =
Dimana X = 300  dan      N = 5
Jadi :
        M =  
            = 60
2)             Menetapkan masing-masing deviasi dengan rumus :
x = X – M
misal X = 50            dan      M = 60
jadi :
         x = 50 – 60
            = -10 dst.
3)             Menjumlahkan deviasi (ingat dalam menjumlah, tanda plus dan  minus diabaikan). Dimana diperoleh hasil perkalian tersebut 60 (x = 60)
4)             Menghitung  Mean Deviasi dengan rumus :
MD =
Dimana
MD =
       = 12
Jadi Mean Deviasi nilai yang diperoleh Andini adalah 12.
Tabel IV. 4 Nilai Hasil Ujian 5 Mata pelajaran yang Dicapai oleh Budi (Y)
Nilai
(X)
Frekuensi
(f)
Deviasi
y = Y - M
100
90
50
40
20
1
1
1
1
1
+40
+30
-10
-20
-40
Y = 300
N = 5
y = 140

Untuk menyelesaikan rumus Mean Deviasi terlebih dahulu dilakukan :
1)             Menghitung Mean dengan rumus :
M =
Dimana Y = 300       dan      N = 5
Jadi :
M =  
    = 60
2)             Menetapkan masing-masing deviasi dengan rumus :
y = Y – M
Misal Y = 100    dan      M = 60
Jadi :
y = 100 – 60
   =  +40 dst.
3)             Menjumlahkan deviasi (ingat dalam menjumlah, tanda plus dan minus diabaikan). Dimana meperoleh hasil perkalian tersebut 140 (y = 140)
4)             Menghitung Mean Deviasi dengan rumus :
MD =
Dimana
MD =
   = 28
Jadi Mean Deviasi nilai yang diperoleh Andini adalah 28. Kalau kita amati secara seksama dari kedua tabel di atas (Tabel IV.3 dan tabel 4), ternyata Meannya sama, akan tetapi Mean Deviasinya adalah 12 lebih kecil daripada Mean Deviasinya Budi yaitu 28. Dengan demikian dapat kita interpretasikan bahwa nilai Andini lebih homogen daripada nilai Budi.

b.             Rumus Mean Deviasi untuk data tunggal yang sebagian atau seluruh angkanya berfrekuensi lebih dari satu adalah :
MD =
Dimana :
MD        = Mean Deviasi yang kita cari
fx  = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi tiap-tiap nilai (skor) dengan                                                      masing-masing deviasinya
N            = Jumlah frekuensi

Misalnya ada 25 oang mahasiswa yangmengikuti Midle Test mata kuliah Statistik Pendidikan diperoleh nilai sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
Tabel IV.5. Perhitungan Mean Deviasi Hasil Ujian Mata Kuliah Statistik Pendidikan dari sejumlah 25 orang Mahasiswa
Nilai
(X)
Frekuensi
(f)
fX
Deviasi
x = X - M
fx
9
8
7
6
5
4
3
2
3
5
8
3
2
2
18
24
35
48
15
8
6
+2,84
+1,84
+0,84
-0,16
-1,16
-2,16
-3,16
+5,68
+5,52
+4,2
-1,28
-3,48
-4,32
-6,32

N = 25
fX = 154

fx = 30,8

Untuk menyelesaikan rumus Mean Deviasi terlebih dahulu dilakukan :
1)             Mengalikan antara masing frekuensi dengan nilainya, diperoleh hasil perkalian tersebut adalah 154 (fX = 154).
2)             Menghitung Mean dengan rumus :
M =
Dimana : fX = 154   dan   N = 25
M =
    = 6,16
3)             Menetapkan masing-masing deviasi dengan rumus :
x = X – M
misal X = 9   X = 3   X = 6,16
Jadi :
x = 9 – 6,16
   = +2,84
x = 3 – 6,16
   = -3,16
4)             Mengalikan antara masing-masing frekuensi (f) dengan deviasi (x)
5)             Menjumlahkan hasil perkalian antara masing-masing frekuensi dengan deviasinya (ingat dalam menjumlah, tanda plus dan minus diabaikan). Dimana diperoleh hasil perkalian tersebut 30,8 (fx = 30,8)
6)             Menghitung Mean Deviasi dengan rumus :
MD =
Dimana : fx = 30,8   dan N = 25
MD =
       = 1,232
       = 1,23
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Mean Deviasi dari 25 orang mahasiswa dalam mata kuliah Statistik Pendidikan adalah 1,23.

c.              Rumus Mean Deviasi Data Kelompokan adalah :
MD =
Dimana :
MD  = Mean Deviasi yang kita cari
fx  = Jumlah dari hasil perkalian antara fekuensi tiap-tiap kelas interval dengan deviasinya
N     = Jumlah frekuensi
Misalkan ada 60 orang mahasiswa yang mengikuti Final Test mata kuliah Statistik Pendidikan diperoleh nilai sebagaimana tertera dalam tabel berkut :
Tabel IV.6. Perhitungan Mean Deviasi Hasil Final Test Mata Kuliah Statistik Pendidikan dari Sejumlah 60 Orang Mahasiswa.
Kls Int.
(X)
(f)
f
Deviasi
x= -M
fx
70 – 72
67 – 69
64 – 66
61 – 63
58 – 60
55 – 57
52 - 54
5
7
11
15
10
8
4
71
68
65
62
59
56
53
355
476
715
930
590
448
212
+8,9
+5,9
+2,9
-0,1
-3,1
-6,1
-9,1
+44,5
+41,3
+31,9
-1,5
-31
-48,8
-36,4
N = 60

f

f

Untuk menyelesaikan rumus Mean Deviasi tersebut di atas terlebih dahulu dilakukan :
1)      Menetapkan midpoint masing-masing kelas interval
2)      Mengalikan masing-masing frekuensi dengan midpointnya dan menjumlahkannya
Dari hasil perkalian tersebut diperoleh jumlahnya sebesar 3726 (f
3)    Menghitung Mean dengan rumus : M =
Dimana : f
Jadi :
M =
    = 62,1
4)    Menetapkan masing-masing deviasi dengan rumus :
x =
misal          dan
jadi :
x = 71 – 62,1
   = +8,9
x = 53 – 62,1
   = -9,1
5)    Mengalikan antara masing-masing frekuensi (f) dengan deviasi (x)
6)      Menjumlahkan hasil perkalian antara masing-masing frekuensi dengan deviasinya (ingta dalam tanda plus dan minus diabaikan). Dimana diperoleh hasil perkalian tersebut 235,4 (f
7)      Menghitung Mean Deviasi dengan rumus :
MD =
Dimana : f
MD =  
       = 3,92
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Mean Deviasi hasil Final Test dari 60 orang mahasiswa dalam mata kuliah Statistik Pendidikan adalah 3,92.
4.             Standar Deviasi
Dalam analisis statistik Standar Deviasi ini mempunyai kedudukan yang amat penting, karena hasil perhitungan Standar Deviasi lebih teliti dari Mean Deviasi. Dimana dalam perhitungan Mean Deviasi semua deviasi dihitung secara mutlak dengan mengabaikan tanda plus dan minus. Sedang dalam perhitungan Standar Deviasi, semua deviasi baik yang bertanda plus maupun minus terlebih dahulu dikuadratkan. Pada umumnya Standar Deviasi dilambangkan dengan SD.
Ada beberapa rumus yang dapat dipergunakan untuk menghitung Standar Deviasi yaitu :
a.              Rumus Standar Deviasi untuk data tunggal yang seluruh angkanya berfrekuensi satu :
SD =
Dimana :
SD   = Standar Deviasi yang sedang dicari
x2  = Jumlah semua deviasi yang sudah dikuadratkan
N     = Jumlah frekuensi
Misalnya :
Kita kutip kembali tabel IV.3 dan Tabel IV.4 yang sudah dihitung Mean Deviasinya.
Tabel IV.7. perhitungan Standar deviasi dari data yang disajikan pada Tabel IV. 3
Nilai
(X)
Frekuensi
(f)
Deviasi
x = X - M
x2
80
70
60
50
40
1
1
1
1
1
+20
+10
0
-10
-20
400
100
0
100
400
X = 300
N = 5
x = 0
x2 = 1000
Untuk menyelesaikan rumus Standar Deviasi terlebih dahulu dilakukan :
1)             Menghitung Mean dengan rumus :
M =
Dimana X = 300    dan    N = 5
Jadi :
M =
  = 60

2)             Menetapkan masing-masing deviasi dengan rumus :
x = X – M, seperti tercantum dalam kolom 3 Tabel IV.7
misal  X = 50    dan    M = 60
jadi :
x = 50 – 60
   = -10 dst.
3)             Mengungkapkan masing-masing deviasi dan menjumlahkannya. Dimana masing-masing deviasi yang sudah dikuadratkan berjumlah 1000 (x2 = 1000)
4)             Menghitung Standar Deviasi dengan rumus :
SD =
Dimana : x2 = 1000   dan   N = 5
SD =
      =
      = 14,14
Jika kita perhatikan dengan seksama ternyata Standar Deviasinya lebih besar dari Mean Deviasinya. Hasil perhitungan Standar Deviasi lebih teliti daripada hasil perhitungan Mean Deviasi.
Tabel  IV.8. Perhitungan Standar Deviasi dari data yang disajikan pada Tabel IV.4.
Nilai
(X)
Frekuensi
(f)
Deviasi
y = Y - M
y2
100
90
50
40
20
1
1
1
1
1
+40
+30
-10
-20
-40
1600
900
100
400
1600
Y = 300
N = 5
y = 0
y2 = 4600
Untuk menyelesaikan rumus Standar Deviasi terlebih dahulu dilakukan :
1)             Menghitung Mean dengan rumus :
M =
Dimana Y = 300    dan    N = 5
Jadi :
M =
    = 60
Macam-macam Teknik Analisis Korelasional
1.             Teknik Korelasi Product Moment
Korelasi Product Moment melukiskan hubungan antara dua gejala interval, seperti tinggi badan dan berat badan, jauh loncatan dan tinggi loncatan, prestasi belajar matematika dan prestasi belajar statistik dan sebagainya.
Dengan demikian teknik ini bisa diterapkan dalam suatu penelitian apabila data yang digali atau diselidiki itu merupakan data kontinum yakni kedua data tersebut merupakan gejala interval atau data interval. Rumus Korelasi Product Moment ada dua macam, yaitu :
1.             Korelasi Product Moment dengan Simpangan
rxy =

Keterangan :
rxy = Koefisien  kolerasi antara variabel X dan variabel Y yang dikolerasikan               (x = X – M) dan (y = Y – M)
xy =  Jumlah perkalian x dan y
x2   =  Kuadrat dari x (deviasi x)
y2    =  Kuadrat dari y (deviasi y)

2.      Kolerasi Product Moment dengan Angka Kasar Rumus yang dipergunakan :
rxy  =
Keterangan :
Rxy = Koefisien kolerasi antara variabel X dan variabel Y yang dikolerasikan (x = X – M) dan (y = Y – M)
XY = Jumlah perkalian antara variabel X dan variabel Y
X2  = Jumlah dari kuadrat X
Y2  = Jumlah dari kuadrat Y
(X)2 = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
(Y)2 = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
N       = Jumlah frekuensi atau jumlah subyek

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "MASALAH PENYEBARAN DATA"

Posting Komentar